BAB VI
Sikap Motivasi dan Konsep Diri
Komponen
Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu:
a.Kognitif (cognitive)
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu:
a.Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang
mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b.Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c.Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Notoatmodjo ,1997).
Sifat-sifat
Sikap
Pada
dasarnya prinsip manusia itu berdasarkan kesenangan (leasure). Semakin
senang seorang manusia serasa telah manjadi manusia.
Untuk sikap itu sendiri terbagi
dalam 3 komponen
- Komponen kognitif, merupakan pola dalam berpikir entah bersifat positif maupun negatif.
- Komponen afektif, menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
- Komponen Konatif, Merupakan komponen perilaku dalam struktur sikap yang menunjukkan bagaimana kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. (http://msuridin.blogspot.com)
Penggunaan Multiatribute Attitude
Model untuk memahami sikap konsumen
1. The attribute-toward-object
model:
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
Digunakan khususnya menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya.
2. The attitude-toward-behavior
model
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
Lebih digunakan untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
3. Theory of-reasoned-action model
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Menurut teori ini pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
Dinamika
proses motivasi
Proses
motivasi :
1.
tujuan. Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin
dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2.
mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen
tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3.
komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar
konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa
mereka dapatkan.
4.
integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan
tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta
perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.
5.
fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
kegunaan
Dan Stabilitas Pola Motivasi
Tujuan
motivasi konsumen :
1.
meningkatkan kepuasan
2.
mempertahankan loyalitas
3.
efisiensi
4.
efektivitas
5.
menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan
pembeli atau konsumen.
Memahami
kebutuhan konsumen
Kebutuhan
konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan
kebutuhan hidup lainnya.
2.
keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
3.
afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang
penting bagi mereka.
4.
prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi
5.
kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib
orang lain
6.
ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang
penting oleh orang lain.
7.
urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui
pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
8.
pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi
yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
9.
atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan
tindakan.
BAB VII
Kepribadian, Nilai dan Gaya Hidup
Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh
seseorang.
Nilai-Nilai
Individu
Nilai dan teori nilai merupakan
gabungan dari berbagai bidang keilmuan seperti filsafat, etika, atau manajemen.
Pendekatan pertama, dilakukan oleh M.J. Langeveld dalam tulisannya “menuju
pemikiran filsafat” tahun 1957. Langeveld membahas mengenai teori nilai dan
etika dalam Bab VII bukunya.
Nilai atau value didefinisikan
sebagai alasan dasar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih
disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan cara pelaksanaan atau
keadaan akhir yang berlawanan (Rokeach, 1973, dalam Robbins, 2007).
Nilai memuat elemen pertimbangan
yang membawa ide-ide seseorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik dan
diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas. Sifat isi menyampaikan
bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir dari kehidupan adalah penting. Sifat
intensitas menjelaskan betapa pentingnya hal tersebut.
Konsep Gaya Hidup Dan Pengukurannya
Gaya hidup adalah suatu
pola atau cara individu mengekspresikan atau mengaktualisasikan, cita-cita,
kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan lingkungannya melalui cara yang unik, yang
menyimbolkan status dan peranan individu bagi linkungannya. Gaya hidup dapat
dijadikan jendela dari kepribadian masing-masing invidu.Setiap individu berhak
dan bebas memilih gaya hidup mana yang dijalaninya, baik itu gaya hidup mewah (glamour),
gaya hidup hedonis, gaya hidup punk, gaya hidup sehat, gaya hidup sederhana.
Pengukuran
Ganda Perilaku Individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu
juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup
adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi
pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
BAB VIII
Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku
Dari Bujukan Hingga Komunikasi
Berawal dari Stimulan yang merupakan masukan proses perilaku
dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari lingkungan
konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku konsumen dapat
dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu pembelian
selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).
Rangsangan
pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen
yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga komunikasi
mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat melakukan kegiatan
yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen. Berbagai teknik
modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah melalui
beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek harga, dan aspek
promosi.
Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku menunjuk kepada
teknik mengubah perilaku, seperti mengubah perilaku dan reaksi seseorang
terhadap suatu stimulus melalui penguatan perilaku adaptif dan/atau
penghilangan perilaku maladaptif melalui hukuman. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Edward Thorndike pada
tahun 1911 dalam
artikelnya Provisional laws of acquired behavior or learning.
Eksperimen
psikologi klinis menggunakan istilah modifikasi perilaku untuk
merujuk pada teknik psikoterapi khususnya untuk meningkatkan perilaku adaptif
dan menghilangkan yang maladaptif. Dua istilah lain yang berhubungan adalah
terapi perilaku dan analisis perilaku. Dalam hal ini, beberapa penulis,
menganggap bahwa modifikasi perilaku cakupannya lebih luas.
BAB VIIII
Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Pembelian dan Konsumensi
Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Dimanakan Seseorang
Menemukan Nilai-Nilai Yang Dianutnya
Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Individu mempelajari semuanya melalui proses belajar dari
kehidupan sehari-hari dan belajar menentukan hal yang benar maupun yang salah.
Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada
situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut
diambil dengan berbagai cara, diantaranya yaitu :
a.
Model atau contoh, ialah dimana
individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi
perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana
dia bergaul.
b.
Moralitas, diperoleh dari keluarga,
ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan
waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang
berbeda
c.
Sesuka hati, adalah proses dimana
adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Perilaku Konsumen
Kandungan utama budaya
sering digunakan sebagai pendekatan oleh pemasar dalam menganalisis
Budaya
untuk
melakukan terobosan pemasaran. Pemasar biasanya berfokus pada nilai-nilai
dominan
dalam suatu
masyarakat.
Kandungan suatu budaya ( content of culture) adalah kepercayaan, sikap
tujuan, dan nilai-nilai
yang
dipegang oleh sebagian besar masyarakat dalam suatu lingkungan yang
menyangkut aspek-aspek
lingkungan
sosial ( ragam agama dan kepercayaan, ragam partai politik
dsb) dan fisik (
produk, peralatan , gedung dan
bangunan dsb) dalam masyarakat tertentu. Tujuan
dalam analisis budaya
adalah untuk memahami
kandungan makna dari sudut pandang konsumen
yang menciptakan dan
menggunakannya. Misalnya
pengibaran bendera memiliki tanggapan rasa
patriotisme dan
semangat juang, diskon 50% adalah memiliki tanggapan
“daya tarik” yang heboh,
antri lebih dari 30
menit bagi sebagian orang Amerika membuat frustasi dan marah, namun di bagian
masyarakat Indonesia
merupakan hal yang biasa saja, sehingga ada slogan” budayakan
antri……yang ada
gambarnya bebek berbaris rapi.
Dampak Nilai-Nilai Inti Terhadap
Pemasar
Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
Perubahan Nilai
Setiap orang tentu
mengalami perubahan nilai sekalipun hal ini belum tentu mudah disadari atau
mudah terlihat. Perubahan nilai akan lebih tampak pada perbedaan nilai antara
generasi tua dan generasi muda. Sebagai contoh, pada zaman dahulu laki-laki
yang harus berinsiatif menyatakan cinta. Seorang perempuan akan dinilai
perempuan murahan bila ia yang dahulu menyatakan cinta. Namun sekarang
laki-laki dan perempuan dinilai mempunyai hak yang sama untuk menyatakan cinta
lebih dahulu. Perubahan nilai seperti ini terus berlangsung dalam masyarakat
kita. Dampaknya ada yang negatif dan ada yang positif.
BAB
X
Pengaruh
Kelas Sosial dan Status
Jenjang
Sosial
1.
Jenjang sosial merupakan bagian yang
tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di kota maupun di desa. Hal ini
di karenakan setiap manusia memiliki keinginan untuk dihargai maupun di hormati
lebih dari manusia manapun, sehingga akan terbentuk jenjang sosial yang akan
mengakibatkan adanya pembedaan sosial di dalam masyarakat. Jenjang sosial selalu menjadi masalah sebuah negara, baik
negara maju maupun bagi negara yang sedang berkembang.
Pengertian Jenjang Sosial
Jenjang sosial adalah kondisi dimana seseorang berada pada
posisi yang mencerminkan status sosialnya di masyarakat yang memiliki
tingkatan-tingkatan berdasarkan kelas sosial di masyarakat yang sedang di
raihnya. Sehingga jenjang sosial akan senantiasa berubah seiring dengan
pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam merubah kelas sosialnya. Contoh:
Seorang anak yang kurang mampu dari desa setelah lulus sekolah kemudian ia
bekerja di jakarta, di jakarta ia sukses sehingga ia telah meningkatkan kelas
sosialnya setelah kembali kekampung halamannya.
Faktor
Penentu Kelas Sosial
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan
hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam
masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan
sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori kedalam
golongan sosial yang sama.
Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas
atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional
pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki
pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari
stratifikasi sosial.
Pengukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial
tercakup dalam berbagai kategori yang luas, meliputi ukuran subyektif, ukuran
reputasi, ukuran obyektif dari kelas sosial.
Apakah Kelas Sosial Berubah?
Kelas sosial yang dimiliki oleh seseorang merupakan hasil
kerja keras, dengan kerja keras tentu kelas sosial akan meningat, namun untuk
mempertahankannya pun butuh perjuangan, bila tidak, maka kelas sosial yang
sebelumnya dimiliki, akan mengalami penurunan. Kelas sosial senantiasa akan
berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar kelas
sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha yang
keras.
Pemasaran pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Sosial
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama
kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan
kita jual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi
bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis, berdasar kelas
ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian
segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi.
Sebagai misal, pembagian yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar
menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah),
dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
SUMBER
http://delviadelvi.wordpress.com
http://nairnania.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar